Showing posts with label Kondisi Alam Barzakh. Show all posts
Showing posts with label Kondisi Alam Barzakh. Show all posts

Arwah Saling Berkenalan

Sebuah kisah dari Abu Hurairah telah diposting sebelumnya, sekarang kisah renungan islami kembali menghadirkan sebuah artikel yang berjudul Arwah saling berkenalan.

Abu Na’im meriwayatkan bahwa Hasan ibn Ali sakit parah dan mulai merasa gelisah. Pada waktu itu, seorang laki-laki menjenguknya dan berkata bahwa dia memikirkan masa depannya karena nyawanya akan dipisahkan dari badannya dan dia sedang mendekati ajal. Dia harus ingat bahwa setelah mati, dia akan berjumpa dengan ayahnya, Ali dan Ibunya Fatimah Zahra. Dia juga bakal bertemu dengan kakeknya, Muhammad dan neneknya Khadijah Dia akan merasa terhibur bersama dengan paman-pamannya, Hamzah dan Ja'far. juga paman-paman dari pihak ibunya: Qasi, Tayyab Mutahar, dan Ibrahim. Dia akan senang bertemu dengan bibi-bibinya dari pihak ibu: Ruqayyah, Kultsum, dan Zainab. Ketika Hasan mendengar bahwa dia harus bertemu orang-orang itu, dia merasa sangat senang (Abu Asak'if).


Lais ibn Sa’id mengatakan bahwa seseorang dari Suriah meninggal sebagai seorang syahid. Setelah kematiannya, ayahnya yang masih hidup bertemu anaknya pada setiap Jumat malam. Dia berbicara dengan anak laki-lakinya, melepaskan dukanya. Pada suatu malam Jumat, kebetulan sekali ayahnya tidak bertemu dengan anaknya. Ketika dia bertemu dengan anaknya dalam mimpi Jumat malam berikutnya, dia mengeluh kepadanya bahwa ketidakhadirannya pada pertemuan sebelumnya telah melukai perasaannya. Anak laki-lakinya menjawab bahwa dia tidak dapat bertemu dengannya karena pada Jumat malam sebelumnya semua syuhada telah diperintahkan menyambut dan menjemput Umar ibn Abdul Aziz. Dia harus pergi menyambutnya. Itu adalah peristiwa di malam yang sama ketika Umar ibn Abdul Aziz meninggal dunia dan para syuhada diperintahkan menyambut dan menjemput orang yang saleh itu. (Abu Na'im).

Demikian semoga bermanfaat, baca juga Bila waktu tobat berakhir.

Sebuah Kisah dari Abu Hurairah

Pada postingan sebelumnya kami telah memposting "Bila waktu tobat berakhir", sekarang kisah renungan islami kembali menyajikan "Sebuah kisah dari abu hurairah".

Abu Hurairah mengatakan bahwa seseorang jatuh sakit parah. Teman-temannya duduk mengelilinginya. Tiba-tiba orang itu pingsan. Karena menganggap telah meninggal, orang-orang di sekelilingnya menutupinya dengan selembar kain dan menutup matanya. Ketika mereka akan memandikannya, dia bergerak. Mereka memandanginya dengan rasa heran dan memberitahukan bahwa mereka telah menganggapnya meninggal. Mendengar hal itu, dia memberitahukan bahwa benar dia telah meninggal. Setelah mati, dia dibawa ke kubur. Seorang pemuda tampan dengan bau wewangian meletakkannya di dalam kubur. Tapi tiba-tiba, seorang perempuan hitam dan kotor muncul. Perempuan itu mulai menunjukkan kesalahan-kesalahannya satu demi satu, sehingga dia menundukkan kepalanya, karena malu. Dia bertengkar dengan perempuan itu tentang kesalahan-kesalahannya. Akhirnya, perempuan itu berkata bahwa perselisihan mereka akan diselesaikan di tempat lain nanti. Dia mengikuti perempuan itu dan memasuki sebuah rumah yang luas yang memiliki lantai tinggi yang berkilauan. Sebuah masjid berdiri di salah satu pojokannya dan ada orang yang sedang shalat, dia membaca surah an-Naml, tetapi berhenti di tengah-tengah surah, karena terlupa. Dia membantu laki-laki itu meluruskan ayat tersebut. Setelah menyaksikan shalatnya, laki-laki itu bertanya kepadanya apakah dia hafal surah itu. Dia membenarkan. Mendengar hal itu, laki-laki tersebut mengeluarkan sebuah buku dari bantalnya dan mulai membacakannya. Ketika itu perempuan hitam juga ada di sana dan mulai menunjukkan perbuatan buruknya satu demi satu. Laki-laki yang tampan dan berbau wangi juga datang dan menyangkal perempuan itu, dengan menyebutkan segala perbuatan baiknya. Mendengar hal itu, salah seorang yang ada di masjid mengumumkan bahwa meskipun dia membuka dirinya terhadap segala risiko, tetapi Allah telah mengampuni kelalaian-kelalaiannya dan menambahkan bahwa kematiannya belum juga datang dan bahwa dia akan meninggal pada hari Senin.


Abu Hurairah mengatakan bahwa laki-laki yang sakit itu mengatakan kepada mereka, kalau dia meninggal pada hari Senin menurut bisikan Ilahiah, dia yakin bahwa yang telah dilihat laki-laki itu adalah benar dan dosa-dosanya akan diampuni. Jika kematiannya tidak terjadi di hari Senin, mereka harus menganggap apa yang telah dilihatnya adalah hanya sekadar mimpi tak berarti. (Ibn Abi Dunya).

Bila Waktu Tobat Berakhir

Kisah renungan islami - Bila waktu tobat berakhir

Merujuk kepada tafsir tentang tsumma yatuubuuna min qaribe (mereka menunjukkan penyesalan ketika kematian semakin dekat) dikatakan bahwa waktu bertobat akan berakhir segera setelah munculnya malaikat maut di depan orang yang sekarat.

Bakr ibn Abdullah mengatakan bahwa waktu bertobat amat panjang, tetapi ia akan berakhir dengan munculnya malaikat maut, ketika seseorang kehilangan kesadarannya (Ibn Abi Dunya).
Muawiyah ibn Abu Sufyan berkata bahwa Nabi bersabda, di antara Bani Israel, ada seorang pendosa yang telah melakukan 77 kasus pembunuhan. Ketika kesadaran menyapanya, dia datang kepada seorang rabi (orang yang mengetahui agama). Dia mengaku bahwa tidak ada dosa yang belum dia lakukan dan dia telah membunuh 77 manusia yang tidak berdosa. Lalu dia menanyakan kepada rabi tersebut apakah masih ada kesempatan baginya bertobat. Rabi itu berkata bahwa hanya ada sedikit kemungkinan dia diampuni. Dia begitu kecewa mendengar hal itu, sehingga ia membunuh rabi tersebut dan pergi. Lalu dia mengunjungi rabi yang lain dan mengakui dosa-dosanya kepada rabi tersebut. Dia bertanya kepadanya, apakah dia dapat membimbing pertobatan atas dosa-dosanya itu. Rabi menjawab tidak. Karena kecewa, dia lalu mebunuh rabi itu dan pergi. Dia mendatangi rabi lainnya, mengakui dosa-dosanya, dan bertanya jika tobatnya dapat diterima. Rabi itu pun menjawab tidak. Begitu mendengar jawaban tidak, ia segera membunuhnya. Dia terus mencari rabi untuk menanyakan kemungkinan melakukan tobat. Tapi semua rabi yang ditemuinya mengatakan tidak mungkin, hingga ia melakukan seratus pembunuhan.

Mungkin anda tertarik untuk membaca: Gambaran dan kondisi alam barzakh

Setelah itu, dia masih bertekad menemui seorang rabi lainnya. Dia lalu mengakui dosa-dosa kepada rabi tersebut dan bertanya apakah dia akan mendapat ampunan. Rabi itu menjawab dengan tenang. Adalah salah jika kita mengatakan bahwa Tuhan tidak menghampiri mereka yang memohon ampunan-Nya. Lalu, orang itu meminta rabi tersebut memintakan ampunan baginya. Rabi itu kemudian menasihati-nya agar memperbaiki jalan hidupnya. Dia menyarankannya agar pergi ke sebuah tempat dan tinggal bersama orang-orang yang baik. Dia hampir mencapai setengah perjalanannya, ketika para malaikat mencabut nyawanya. Setelah kematiannya, malaikat rahmat dan malaikat azab mulai berselisih tentang siapa yang harus mengangkat jenazah itu. Ketika itu, muncullah malaikat ketiga dan memutuskan bahwa mereka harus mengukur jarak antara tempat berangkatnya dan tujuannya. Kalau dia berada lebih dekat ke tempat tujuannya, dia harus dianggap orang beriman. Jika sebaliknya, maka ia termasuk orang berdosa. Ketika jarak tersebut diukur, ternyata dia berada satu jengkal lebih dekat kepada tempat tujuannya. Karenanya, dia lalu mendapatkan ampunan dan diangkat malaikat rahmat. (Abu Na’im).

Demikian kisah ini, semoga menjadi pelajaran untuk kita semua. Baca juga "Kehadiran malaikat maut saat kematian"

Kehadiran Malaikat Pada Saat Kematian

Pada posting sebelumnya Kisah renungan islami telah mempost "Para malaikat menciumi orang yang meninggal" dan kali ini kisah tentang kehadiran malaikat pada saat kematian.

Hasan ibn Saleh menyatakan bahwa pada malam kematian saudaranya, Abi ibn Saleh, saudaranya memintanya agar diambilkan segelas air penuh. Setelah menyelesaikan shalatnya, dia memberikan air yang dimintanya itu. Tetapi saudaranya berkata bahwa dia telah meminumnya. Dia heran siapa yang telah memberinya segelas air minum sementara tidak ada orang lain di rumah itu. Abi ibn Saleh berkata bahwa jibril baru saja menjenguknya, dan setelah memberinya segelas air, dia memberikan kabar gembira bahwa dia, saudara laki-lakinya dan ibunya berada di antara orang-orang yang dikucurkan rahmat Allah, dan termasuk dalam kelompok Siddiqin, Syahidin dan Salihin. (Ibn Sandab).

Abd ar-Rahman ibn Ghanam al-Asy’ari mengatakan bahwa anak laki-laki Mu'adz ibn Jabal meninggal karena wabah penyakit di Amwas (sebuah tempat di Suriah). Ketika kematian anaknya, Mu'adz menunjukkan kesabaran yang luar biasa. Tetapi dalam sebuah pertempuran ketika dia terkena tombak seorang kafir dan saat hampir meninggal, dia berkata: "Teman telah datang membantu. Penyesalan seorang laki-laki yang meninggalkan teman yang membutuhkannya, tidak akan pernah berhasil." Abdur Rahman berkata, ketika dia mendengar kalimat aneh ini, dia bertanya kepada Mu'adz apakah dia melihat sesuatu. Mu'adz membenarkan dan berkata bahwa Tuhan telah menganugerahi kehormatan kepadanya karena menunjukkan kesabaran yang luar biasa pada saat kematian anaknya. Dia menambahkan bahwa anaknya telah datang kepadanya dan memberikan kabar gembira. Nabi beserta para malaikat terkemuka, syuhada dan para sahabatnya yang saleh, dalam ratusan barisan, akan mengadakan shalat jenazah untuk memberkati arwahnya dan kemudian mengiringinya ke surga. Setelah mengucapkan kata-kata ini, dia pingsan. Ketika dia tidak sadarkan diri, orang-orang melihatnya berjabat tangan. Mu'adz pun berkata: "Selamat datang. Selamat datang. Aku datang kepadamu." Begitu mengucapkan kata-kata ini, dia lalu meninggal dunia. Abdur Rahman mengatakan bahwa setelah kematian Mu'adz, dia melihat dalam mimpinya bahwa Mu'adz dikelilingi sejumlah orang yang berpakaian putih, menaiki kuda, dan berdiri di tengah-tengah kumpulan orang-orang itu. Dia mengangkat sebuah bendera yang bertuliskan: "Inilah pahala bagi mereka yang menanggung bencana dan duka dengan penuh kesabaran." Dia juga terlihat sedang membacakan sebuah syair: "Segala puji bagi Allah yang menepati janji-janji-Nya dan menjadikan kita pemilik kediaman ini. Kita dapat tinggal di surga ini, di mana pun yang kita sukai. Pahala yang baik adalah bagi mereka yang bekerja keras." Abdur Rahman mengatakan bahwa setelah itu dia terbangun (Ibn Asakir).

Sufyan mengatakan bahwa ketika Daud ibn Abi Hind terserang penyakit, dia pingsan. Setelah beberapa saat, dia pulih dan mengatakan bahwa dua orang telah mucul di depannya. Salah satunya bertanya kepada yang lain: "Apa yang engkau dapatkan darinya?" orang itu menjawab: "Dia telah banyak menghabiskan waktunya untuk memuji Tuhan, mendatangi masjid dan mambaca Al-Quran yang telah dihafalnya." (Abu Na'im).

Semoga bermanfaat, baca juga Kisah dramatis mengenai budak perempuan.

Para Malaikat Menciumi Orang yang Meninggal

Kisah Renungan Islami - Para Malaikat Menciumi Orang yang Meninggal.
Artikel ini dikutip dari Buku "Mati itu spektakuler" Penerbit "Zaman".
Jangan lewatkan "Perubahan malaikat maut ketika mencabut nyawa".

Daud ibn Abi Hind menyatakan bahwa dia pernah jatuh sakit berat. Selama sakit, seseorang berkepala besar dan berbahu rata yang mirip orang Sudan muncul di depannya. Begitu melihat orang itu, dia berkata: "Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali." Dia mengira lelaki itu datang untuk mencabut nyawanya. Tetapi Daud bukanlah orang yang tidak beriman sehingga harus didatangi seorang malaikat berwarna hitam. Tak lama setelah itu, dia mendengar sebuah suara terdengar seperti atap rumah yang runtuh. Tiba-tiba atap di atasnya terbuka dan langit menjadi terlihat. Dua malaikat berpakaian putih turun dari langit. Kedua malaikat itu lalu memarahi orang hitam tersebut dan mengusirnya pergi. Namun lelaki hitam itu menatapnya dari jauh dan kedua malaikat itu terus saja memarahinya. Kemudian salah satu dari malaikat itu duduk di dekat kepala Daud dan yang satunya di dekat kakinya. Malaikat itu menyentuh kedua kakinya dan memberi tahu rekannya bahwa dia sering berjalan kaki untuk shalat. Kemudian yang kedua meminta kepada yang pertama untuk menyentuh mulutnya. Malaikat itu menyentuh mulutnya dan berkata bahwa mulut itu masih hangat dengan ucapan pujian kepada Tuhan. (Ibn Abi Dunya; Kitab Man Asya Ba'd al-Maut).

Abu Qatadah bercerita bahwa kemanakannya, Majan, sakit keras. Dia enggan menjenguknya, karena Majan pernah berbuat salah terhadapnya. Ketika Majan berada di ambang kematian, kasih sayang dan cinta Abu Qatadah menguasainya. Ia menyadari bahwa Majan adalah anak saudara laki-lakinya dan dia sedang berada dalam ambang kematian, karenanya dia harus mengetahui kondisi kesehatannya. Abu Qatadah lalu menjenguk kemanakannya yang sedang sakit itu. Majan mengatakan kepadanya bahwa dua orang laki-laki hitam muncul dengan membawa martil di tangannya. Kemudian dua malaikat turun dari atap rumah itu. Dia mendengar salah seorang malaikat itu berkata kepada yang lain bahwa dia harus pergi ke orang yang sakit untuk memastikan apakah dia telah mengerjakan perbuatan saleh atau tidak. Maka salah satu dari malaikat itu mendekatinya dan menciumi kapala, perut, dan kakinya. Kemudian malaikat itu kembali dan memberi tahu rekannya bahwa dia telah mencium kepalanya tapi kosong dari Al-Quran, dia telah mencium perutnya tapi tidak ada tanda-tanda pernah puasa. Dan dia telah menciumi kakinya tapi tidak ditemukan tanda-tanda pernah melakukan ibadah. Setelah itu, malaikat yang lainnya mendekati Majan dan menciumi kepala, perut, telapak kaki dan telapak tangan. Kemudian Abu Qatadah mendengar malaikat itu berkata bahwa dia heran mengapa seorang pengikut Nabi seperti Majan tidak memiliki sifat-sifat mulia. Lalu malaikat itu membuka mulut Majan dan menekan ujung lidahnya. Abu Qatadah mengatakan bahwa waktu itulah dia mendengar ma-laikat berseru "Allahu Akbar" dan berkata bahwa dia telah menemukan takbir di ujung lidahnya yang pernah diucapkan-nya dengan ikhlas di Antakia, sebuah kota di kerajaan Romawi. Segera kedua malaikat meremas lidahnya, aroma kesturi menyebar ke semua arah, dan barulah nyawa Majan dicabut. Abu Qatadah mengatakan bahwa ketika malaikat pergi setelah mencabut nyawa kemanakannya itu, dia meminta kedua orang hitam yang sedang berdiri di pintu untuk meninggalkannya, karena mereka tidak boleh menyentuh jenazah itu. Di pagi harinya, Abu Qatadah menceritakan kejadian ini kepada orang-orang. Satu hal yang sangat mengharukan mereka. Setelah melaksanakan shalat jenazah, mereka mendoakan arwah Majan.

Baca juga post sebelumnya : Durhaka kepada orang tua

Durhaka Kepada Orang Tua

Kisah Renungan Islami - Berikut ini kisah seorang laki-laki dimasa Rasulullah yang Durhaka Kepada Orang Tuanya dalam kisah ini kepada Durhaka kepada Ibunya. Laki-laki ini tidak bisa mengucapkan 2 kalimat syahadat saat akan meninggal namun.. Baca kisah selengkapnya. Kisah ini dikutip dari Buku "Mati itu spektakuler" Penerbit "Zaman".

Abdullah ibn Abi Aufa mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi dan memberi tahu beliau bahwa seorang pemuda yang berada di ambang kematiannya sedang dituntun mengucapkan kalimat tayyibah (tidak ada Tuhan melainkan Allah), tapi selalu gagal. Nabi menanyakan apakah anak muda itu sudah terbiasa mengucapkan kalimat tayyibah selama hidupnya. Orang-orang menjawab bahwa dia terbiasa mengucapkan kalimah tersebut. Nabi merasa aneh jika seseorang yang telah mengucapkan kalimat itu sepanjang hidupnya, gagal mengucapkannya pada detik-detik akhir kehidupannya. Kemudian Nabi mendatangi pemuda itu dan mengajarkannya mengucapkan kalimat tayyibah, tetapi dia memperlihatkan ketidakmampuannya. Nabi bertanya mengapa dia seperti begitu. Anak muda itu memberitahukan bahwa hal itu karena dia tidak patuh kepada ibunya. Nabi bertanya apakah ibunya masih hidup. Dia membenarkan. Nabi kemudian meminta orang-orang memanggil ibunya. Ketika perempuan itu datang, beliau bertanya kepadanya, apakah pemuda itu anaknya. Dia membenarkan. Nabi lalu bertanya apa yang akan dia lakukan jika anaknya itu dibakar di dalam api yang menyala-nyala. Perempuan itu lalu menjawab bahwa dia memaafkan anaknya. Nabi memerintahkan dia bersumpah demi Tuhan dan mengumumkan di depan semua orang bahwa dia sudah memaafkan anaknya itu. Perempuan tua itu lalu melakukannya. Kemudian Nabi memerintahkan anak muda itu mengucapkan kalimat tayyibah. Dengan mudah, pemuda itu mengucapkannya. Nabi merasa sangat senang dan berkata bahwa Tuhan telah menyelamatkan pemuda itu dari hukuman neraka. (H.R. Baihaqi, Thabrani).

Abdur Rahman Maharbi mengatakan bahwa seseorang yang sedang sekarat diperintahkan mengucapkan kalimat tayyibah, tapi dia mengaku tidak dapat mengucapkannya, karena dia sering berteman dengan orang-orang yang pernah menjelek-jelekkan Abu Bakar dan Ustman (Ibn Asakir).
Nabi mengutus Abu Qatadah bersama beberapa orang pada sebuah misi ke Zam, salah satu pegunungan di Madinah. Ada seorang laki-laki yang bernama Amar ibn Sabt secara kebetulan bertemu pasukan muslim ini. Ketika melihat mereka dia mengucapkan kalimat tayyibah. Tapi karena mereka meragukan keimanannya, mereka tidak membalas salamnya. Lalu, Mahlam ibn Jasana melangkah maju dan membunuhnya. Ketika inilah sebuah ayat diwahyukan untuk mencela orang-orang muslim:

Hai orang-orang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah. janganlab kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu: "Engkau bukan orang-orang mukmin (Lalu kamu membunuhnya)." (Q.S. 4: 94).

Mahlam mengadu kepada Nabi dan memohon agar dia diampuni. Nabi berkata bahwa Tuhan mungkin tidak mengampuninya. Ketika Mahlam mendengar hal itu, berlinanglah air matanya dan dia pergi meninggalkan pasukan itu. Dia ia meninggal dalam minggu itu juga. Ketika hendak dikuburkan dan diletakkan ke liang lahad, jasadnya terlempar keluar. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali. Lalu, orang-orang meninggalkannya di tengah bebatuan. Ketika Nabi mendengar hal ini, beliau berkata bahwa bumi sebenarnya dapat menerima orang-orang yang lebih buruk dari Mahlam. Kejadian itu dimaksudkan menarik perhatian kaum muslim agar mengambil hikmah dari peristiwa itu.

Demikian kisah Durhaka Kepada Orang Tua, semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita betapa pentingnya berbakti kepada kedua orang tua utamanya kepada Ibunda. Baca juga "Kisah budak perempuan II"

Perubahan Rupa Malaikat Maut Ketika Mencabut Nyawa

Kali ini kisah renungan islami memposting artikel yaitu Perubahan Rupa Malaikat Maut Ketika Mencabut Nyawa. Seperti apa Perubahan Rupa Malaikat Maut Ketika Mencabut Nyawa? Baca kisahnya dibawah ini. Baca juga postingan sebelumnya "Kisah Budak Perempuan II".
(1) Abu Sha’thar Jabir ibn Zaid mengatakan bahwa para malaikat pada mulanya mencabut nyawa orang tanpa rasa sakit. Lalu orang-orang mulai memprotes kepada Tuhan yang telah menciptakan penyakit-penyakit. Tapi mereka malah menganggap kematian berasal dari penyakit dan melupakan malaikat maut (Marazi, Ibn Abi Dunya, Abu asy-Syaikh). Singkat kata, kecuali beberapa orang yang terpilih, banyak orang mengaitkan kematian dengan penyakit.

(2) A’masy mengatakan bahwa awalnya malaikat maut muncul di hadapan orang-orang dalam bentuk manusia dan meminta mereka menyelesaikan keinginannya yang terakhir, sehingga dia dapat mencabut nyawa mereka. Tapi mereka kemudian mengeluh dengan cara itu. Lalu Tuhan menciptakan penyakit-penyakit dan menaruh kematian di belakangnya.

(3) Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi bahwa sebelum malaikat maut datang kepada manusia dalam bentuknya sekarang, dia pernah mendatangi Nabi Musa. Lalu Musa menempelengnya dan membuat buta salah satu matanya. Malaikat itu kemudian mengadu kepada Tuhan bahwa hamba-Nya Musa telah membuatnya buta. Kalau saja Tuhan tidak memuliakan Musa, tentu dia akan membalasnya. Tuhan lalu memerintahkannya untuk mendatangi Musa dan memberitahunya agar meletakkan tangannya pada seekor sapi dan Tuhan akan memperpanjang umurnya sebanyak bulu yang menempel di tangannya. Malaikat maut membawa pesan Tuhan kepada Musa yang bertanya apa yang akan terjadi setelah itu. Malaikat maut menjawab bahwa kematian akan datang kepadanya setelah habisnya masa perpanjangan. Setelah itu Musa berkata, jika dia harus: meninggal, dia lebih suka meninggal saat itu juga. Kemudian dia memberikan sebuah apel kepada Musa. Ketika dia mulai menciuminya, malaikat itu mencabut rohnya. Allah lalu memulihkan mata malaikat maut itu. Sejak saat itu, dia berhenti muncul dengan rupa manusia (H.R. Ahmad, Bazar, dan Hakim).

Demikian artikel tentang Perubahan Rupa Malaikat Maut Ketika Mencabut Nyawa, baca juga Gambaran malaikat Izrail & Malaikat lainnya.

Jeritan Mayat dan Alat Penyiksa

Bara ibn Azib mengatakan bahwa Nabi bersabda, ketika orang yang tidak beriman mengungkapkan ketidak tahuannya, terdengar sebuah suara dari langit bahwa ia telah berbohong, dan karenanya api neraka yang membara telah dikobarkan untuknya. Dia akan diselimuti pakaian api, pintu neraka akan dibuka, dan akan melewati panasnya neraka. Kuburnya akan mengerut sedemikian rupa, sehingga satu sisi rusuknya menusuk sisi yang lain, kemudian penjaga yang buta dan tuli ditempatkan untk menyiksanya, penyiksa memiliki sebuah gada besi yang sangat berat sehingga sekali pukul dapat membuat sebuah gunung menjadi bubuk. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa ketika penjaga memukul jenazah dengan gada besi, ia menjadi debu dan suara yang dikeluarkan akibat dari pukulan terdengar semua makhluk hidup dari barat sampai ke timur, kecuali manusia dan jin. Setelah itu, tubuhnya dipulihkan lagi.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa ketika jenazah dipukul dengan gada besi, ia berteriak sangat keras sehingga selain manusia dan jin, segala sesuatu didekat kubur mendengar jeritan itu.
Timbullah pertanyaan di sini, apa alasannya jeritan orang yang meninggal dan suara pukulan gada  besi tidak terdengar oleh manusia dan jin? Jawabannya adalah manusia dan jin belum masuk ke alam barzakh. Jika mereka tahu siksaan yang ditimpakan pada jenazah lebih dulu atau jika mereka mendengar jeritan jenazah, sangat mungkin mereka percaya akan kebenaran wahyu dan mulai mengerjakan kebaikan. Tuhan lebih menyukai kepercayaan kepada yang gaib, yaitu percaya kepada apa yang telah didengar pada Nabi, tidak peduli apakah dia mengerti alasannya atau tidak. Inilah yang disebut “iman”.
Sesungguhya ampunan dan pahala adalah bagi mereka yang takut kepada Tuhannya tanpa melihat-Nya.

Jika mereka diperlihatkan apa yang terjadi di neraka, di surga, dan di barzakh, di dunia ini, maka keimanan terhadap yang gaib tak lagi mempunyai arti. Karena secara alami manusia percaya kepada yang dilihat mata, mereka akan mudah  percaya terhadap apa yang dilihatnya. Tapi Tuhan tidak suka terhadap orang-orang yang percaya hanya karena melihat dengan matanya. Karena alasan inilah, keimanan pada saat datangnya kematian tidak dapat diterima.  Sebab ketika itu, orang yang sedang sekarat dapat melihat para malaikat yang menimpakan azab. Dalam surah al-Mu’min dikatakan: “Maka iman mereka tidak berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa kami.” (Q.S. 40: 85). Pada hari kebangkitan ketika mereka melihat surga dan neraka, mereka menyarakan keimanan kepada Allah dan menyarakan kebenaran ajaran Rasul, tetapi keimanan meraka tidak berguna sama sekali.

Jawaban yang lain mengapa manusia tidak mendengar teriakan dalam kubur adalah karena mereka tidak tahan terhadap jeritan yang menyayat hati. Jika mereka harus menyaksikan azab kubur atau mendengar jeritannya, mereka akan pingsan. Abu Said mengatakan  bahwa Nabi bersabda: ketika orang-orang mengusung peti mati orang yang tidak beriman, dia berkata: “celakalah aku. Hendak kemana kalian bawa aku?” suaranya terdengar semua makhluk kecuali manusia. Sekiranya seseorang mendengar jeritannya, dia akan pingsan.


Tuhan semesta alam bukan saja memberi tahu Nabi rahasia barzakh. Tetapi juga menunjukkan semua hal tentangnya, karena beliau memiliki daya tahan yang luar biasa. Sedemikian kuatnya dia tahan itu, sehingga pemandangan neraka tidak mengganggu beliau, sekalipun itu beliau sedang tertawa, berbicara, berjalan,  duduk atau makan bersama sahabatnya.  Abu Ayub mengatakan bahwa suatu hari setelah matahari terbenam, Nabi pergi keluar (Madinah) dan mendengar suara mengerikan, beliau bersabda: “Orang-orang yahudi sedang disiksa di dalam kuburnya.”

Zaid ibn Tsabit mengatakan bahwa mereka menemani Nabi yang sedang berkuda pergi ke sebuah kebun milik satu suku (Bani Najjar). Dalam perjalanan, kuda itu menjadi tidak dapat dikendalikan di dekat suatu tempat di mana ada lima atau enam kubur. Nabi bertanya kepada sahabatnya. Jika ada diantara mereka mengenali jenazah-jenazah yang terbaring di dalam kubur itu. Salah satu dari sahabat beliau mengatakan bahwa dia kenal. Nabi bertanya kapan mereka meninggal. Dia menjawab bahwa mereka meninggal di masa jahiliyah. Nabi mengatakan bahwa para penghuni kubur itu sedang disiksa. Baca : "Kengerian Kubur"

Demikian kisah renungan mengenai "Jeritan Mayat dan Alat Penyiksa" baca juga "Penyerahan diri seorang perempuan". Jangan lupa di share ya..

Malaikat Maut Mendatangi Rumah Setiap Hari

Diriwayatkan dari Hasan bahwa malaikat maut mengunjungi setiap rumah tiga kali sehari. Malaikat maut mencabut nyawa seseorang, lalu anggota keluarganya berdukacita, atas kematiannnya. Malaikat itu kemudian berdiri di depan pintu rumah sambil berkata bahwa dia tidak dapat dipersalahkan, karena dia hanyalah menuruti perintah dari Allah. Dia bersumpah demi Allah bahwa dia tidak mungkin merampas kehidupan seseorang, tidak juga meperpendek umurnya, atau memotong masa hidupnya. Lalu dia meneruskan perjalanannya, mengunjungi rumah-rumah sampai dia mencabut lagi nyawa dari penghuninya.

Hasan juga mengatakan bahwa jika anggota keluarga orang yang ditinggalkan melihat malaikat maut dan mendengar kata-katanya, mereka akan melupakan jenazah itu dan mulai menangisi diri mereka sendiri. (Marozi, Ibn Abi Dunya, Abu asy-syaikh)

Penyerahan Diri Seorang Perempuan

Dan bersegerahlah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. 3: 133-134).
           

Para ulama menulis bahwa sebagian orang dipenuhi rasa iri pada hak istimewa Bani Israil, sehingga jika salah seorang diantara mereka melakukan dosa, diwajibkan bertaubat atas dosanya dengan cara memberlakukan hukuman pada dirinya, yaitu memotong hidung atau telinganya, di mana hukuman itu  tertulis di atas pintu rumahnya. Ini adalah keyakinan Bani Israil bahwa jika pendosa menebus dosanya, dia telah diselamatkan dari dosa yang dilakukannya. Mereka dapat memperhatikan terhadap satu kesalahan. Sehingga mereka berpikir hukuman semacam itu lebih ringan dibanding hukuman di akhirat. Kisah ini dimuat dalam beragam kitab hadis yang memberikan kesaksian positif terhadap fakta bahwa setelah melakukan perbuatan dosa, pelaku dosa akan merasa takut. Bukan saja orang laki, orang perempuan juga mengalami perasaan yang sama. Seorang perempuan diriwayatkan telah bersalah karena melakukan perzinaan. Ia datang kepada Nabi dan mengakui dosanya di hadapan beliau. Dengan semangat ingin dibersihkan dosanya, dia rela menerima hukuman rajam. Akibatnya dia dilempari batu sampai mati. Dia melakukan hal itu karena merasa takut dengan dosa yang dilakukannya.

Penderitaan dahsyat lima penghuni kubur

Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa seorang pemuda yang sedang dirundung sedih datang kepada Abdul Malik. Abdul Malik menanyakan sebab kesedihannya. Pemuda itu memberitahukan bahwa dia bersedih karena dosa yang telah dilakukannya. Abdul Malik bertanya kepadanya apakah dosanya lebih besar daripada bumi dan langit, dia mengiyakan. Abdul Malik bertanya lagi apakah dosa-dosanya lebih besar dari langit yang tertinggi. Dia mengiyakan. Abdul Malik bertanya lagi apakah dosa-dosanya begitu memilukan sehingga rahmat Tuhan pun tidak dapat membebaskannya. Kali ini, pemuda itu terdiam. Kemudian Abdul Malik bertanya dosa apa yang telah dia lakukan. Pemuda itu berkata bahwa dia seorang pencuri yang mencuri kain kafan, dan mendapatkan pengalaman yang mengerikan akan kondisi lima penghuni kubur sehingga membuatnya menyesali dosa-dosanya:
Aku menggali sebuah kuburan dan melihat wajah jenazah telah berpaling dari kiblat dan dia sedang disiksa. Aku begitu ketakutan dan berbalik pergi, tetapi sebuah suara dari pembicara gaib terngiang di telingaku dan mendesakku menanyakan kepada ahli kubur itu mengapa hukuman dijatuhkan kepadanya. Aku memperlihatkan ketidakmampuanku melakukan hal itu. Pembicara gaib itu lalu mengatakan bahwa ia disiksa karena memandang shalat sebagai sesuatu yang tidak penting. 

Lalu, aku menggali kubur  kedua dan melihat manyat di dalamnya telah berubah menjadi seekor babi dan terbelenggu. Aku sangat ketakutan melihatnya, begitu aku berbalik, aku mendengar sebuah suara gaib yang mendesakku bertanya kepada penghuni kubur itu, mengapa ia disiksa sedemikan. Aku memperlihatkan ketidakmampuanku melakukan hal itu. Suara gaib itu lalu memberitahukan bahwa dia adalah pemabuk berat.

Aku menggali kubur ketiga dan melihat mayat di dalamnya diikat dengan paku-paku neraka dan lidahnya ditarik keluar. Aku begitu ketakutan dan hampir saja berbalik ketika aku mendengar seorang pembicara gaib mendorongku bertanya kepada penghuni kubur itu mengapa dia disiksa. Aku memperlihatkan ketidakmampuanku melakukan hal itu. Pembicara gaib itu kemudian memberitahuku bahwa dia tidak jujur dalam brtransaksi dengan orang lain.

Aku menggali kubur keempat dan melihat jenazah sedang dipanggang dalam api yang membara dan para malaikat memberinya pukulan keras, sedang dia hanya dapat menjerit. Aku begitu ketakutan dan hendak berbalik. Tapi suara gaib mendesakku bertanya mengapa dia dihukum. Aku memperlihatkan ketidakmampuanku melakukan hal itu. Suara gaib itu memberitahukan bahwa dia seorang pembohong dan kerap bersumpah palsu. 

Aku menggali kubur kelima dan melihat para malaikat sedang memukuli penghuni kubur itu dengan menggerakkan tiang api. Penghuni kubur itu menjerit sangat keras. Aku begitu ketakutan dan hampir saja mau berbalik ketika suara gaib mendesakku bertanya keada ahli kubur itu mengapa ia disiksa. Aku memperlihatkan ketidakmampuanku melakukan hal itu. Suara gaib itu berkata bahwa dia suk bersenang-senang dan bermain catur yang dilarang Nabi.

Sebagai kesimpulan, siksa kubur dijatuhkan sebagai akibat dosa-dosa yang dilakukan oleh hati, mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan, kaki,dan semua anggota tubuh. Bagian-bagian tubuh itu juga akan mendapat pahala, jika melakukan pebuatan baik. Semoga Allah melindungi kita dari pedihnya siksa kubur, Allahumma Amiinn..

Jeritan kubur

Abu Hurairah mengatakan, suatu kali dia bersama Nabi ikut acara penguburan. Ketika Nabi sampai di pemakaman, dia pergi ke sebuah kubur dan melantunkan suara yang sangat jelas: “Wahai anak cucu  Adam, engkau telah melupakanku. Aku adalah tempat kesunyiaan, tempat tinggal kesenyapan, pondok belantara, akulah tempa tinggal para cacing, dan aku sungguh sempit.” Setah itu Nabi bersabda: “ kubur adalah salah satu taman dari taman-taman surga atau salah satu lubang dari lubang-lubang neraka.”  

Di Dalam Kubur

Ketika seorang saleh meninggal, dia akan didudukkan malaikat dan tak akan merasa cemas. Pertanyaan yang berkaitan dengan islam lalu diajukan kepadanya. Setelah itu, dia ditanya tentang nabinya. Dia menjawab bahwa nabi adalah seorang yang membawa tanda-tanda yang jelas dari tuhan, dan dia percaya tanda-tanda itu semuanya benar. Setelah itu dia diperlihatkan sebuah tempat dineraka yang menggambarkan amat kacau. Lalu, ketika dia mengalihkan perhatiannya dari pandangan itu. Kemudian, ditunjukkan kepadanya sebuah tempat disurga, tempat yang dihiasi mewah dan bagus sekali, dimana dia mendapatkan pemandangan  amat kacau. Lalu, ketika dia mengalihkan perhatiannya dari pandangan itu. Kemudian, ditunjukkan kepadanya sebuah tempat disurga, tempat yang dihiasi mewah dan bagus sekali, dimana dia mendapatkan pemandangan yang menyenangkan. Dan diberi tahukan bawha dia akan diberi tempat disitu, jika dibangkitkan dihari kiamat kelak, karena selama hidupnya didunia, dia percaya kepada hari kiamat.

Ketika seorang yang jahat mati, dia didudukkan dikubur, tetapi diliputi rasa cemas dan takut. Pertanyaan yang sama juga diajukan kepadanya. Dia berkata bahwa dia tidak tahu apa-apa. Dia dulu hanya terbiasa mengulang apa yang didengar dari orang-orang. Berikutnya, gerbang surge dibuka, setelah memperlihatkan hiasan dan keindahannya dan semua kekayaan yang terkandung di dalamnya, dia diberi tahu bahwa itulah bakal tempat tinggalnya. Tetapi untuk sementara, dia tidak diizinkan masuk. Kemudian pemandangan neraka diperlihatkan kepadanya. Dia melihat suasana yang sangat kacau.  Lalu diberitahukan kepadanya bahwa tempat itu akan diberikan kepadanya karena sepanjang hidupnya di dunia, dia mempunyai keraguan dan mati dalam keadaan ragu.

Abu Qatadah mengatakan bahwa suatu hari ada prosesi penguburan yang kebetulan melewati Nabi Muhammad. Ketika beliau melihatnya, beliau teringat bahwa manusia hanya punya dua pilihan. Yakni, merasa senang ketika mati atau orang lain senang atas kematiannya. Beliau menjelaskan bahwa setelah mati, orang yang beriman merasa senang, karena telah dibebaskan dari kesulitan dunia dan akan bertemu Allah. Inilah alasan seseorang merasa senang. Sedang kematian seorang pendosa, akan membuat senang orang-orang yang tinggal di kota dan di desa, pohon-poon dan bintang-bintang, karena  dengan kematiannya, dunia terbebas dari ulah jahatnya.


Ibn Umar mengatakan bahwa suatu hari Nabi memegang bahunya dan menasehatinya untuk hidup di dunia seperti pelancong. Ibn Umar mengatakan bahwa pada pagi hari, seseorang harus menunggu malam, dan di malam hari seseorang harus menunggu pagi. Ketika seseorang sedang menikmati kesehatan yang baik, dia harus mempersiapkan diri melawan penyakit, karena selama masa sakit dia akan mendapatkan pahala atas samal baiknya yang dilakukan dalam kondisi sehatnya. Seseorang juga harus mempersiapkan diri untuk kematiannya.

Kengerian Kubur - Kisah Islami

Kengerian Kubur - Berikut ini kisah kengerian kubur. Semoga bisa menjadi bahan renungan buat kita semua umat muslim untuk tidak melupakan yang namanya kematian.

Abu Sa’id Khudri berkata bahwa suatu hari Nabi datang ke masjid, sementara beberapa sahabat sedang tertawa keras. Nabi bersabda: “Tidakkah mereka ingat kematian (yang menghentikan kesenangan)? Seandainya mereka ingat, mereka akan menahan tawa mereka”. Kubur siapapun akan setiap hari menyatakan hal ini: “Aku adalah tempat kesunyian, pondok belantara, akulah tempat tinggal para cacing.” Ketika seorang yang beriman dikuburkan, kubur berkata: “Aku menyambut kedatanganmu. Aku senang bertemu denganmu. Dari semua orang yang melewatiku, kamu yang paling aku sukai. Kamu telah datang kepadaku hari ini. Aku akan tunjukkan bagaimana aku akan memperlakukanmu.” Setelah itu, kubur itu memperlebar diri sampai sedemikian luasnya sehingga jenazah itu mendapati ruang yang terbuka sejauh matanya memandang, dan sebuah jendela yang terbuka menghadap surga, yang mengirimkan angin lembut dan aroma yang manis.

Ketika seorang yang jahat meninggal, kubur berkata kedatanganmu buruk sekali. Aku tidak senang bertemu denganmu. Dari semua orang yang melewatiku, kamu yang paling kubenci. Kamu telah datang kepadaku hari ini. Aku akan tunjukkan bagaimana aku akan meperlakukanmu.” Setelah mengatakan demikian,  kubur menjadi sangat sempit, sehingga tulang-tulang dan rusuknya dari satu sisi menusuk sisi yang lain.” Nabi memperagakannya dengan meletakkan dan menekankan jari-jari satu tangan ke jari-jari tangan yang lain. Kemudian tujuh puluh ular yang sangat beracun mulai menggigitnya apabila satu diantaranya menyengat bumi, rumput tidak akan tumbuh hingga hari kiamat.

Semua ular ini akan terus menggigitnya sampai hari kiamat. Setelah itu, Nabi berkata: “Kubur adalah salah satu dari taman-taman surga atau salah satu dari lubang-lubang neraka.” Ibn Umar mengatakan bahwa seorang meminta Nabi untuk meberitahukan siapa orang yang paling bijaksana dan berhati-hati dari semua manusia. Nabi berkata: “Dialah orang yang selalu ingat mati di dunia ini dan selalu mengadakan persiapan untuk mati.” Orang-orang yang demikian dihormati bukan saja di dunia ini, tapi juga di akhirat nanti. Wallahu 'Alam..

Semoga kita termasuk orang yang diberikan rahmat oleh Allah sehingga Allah melapangkan kubur kita kelak. Disalin dari buku "Mati itu spektakuler" Penerbit "Zaman".

Asal Mula Kematian

Asal Mula Kematian - Para pembaca yang budiman, berikut ini saya share kisah yang menggambarkan asal mula kematian yang saya salin dari buku "Mati Itu Spektakuler" yang diterbitkan oleh "Zaman". Semoga dapat menjadi renungan dan nantikan kisah renungan kematian yang akan datang.
Jangan lupa membaca "Gambaran malaikat Izrail dan Malaikat lainnya".

kisah asal mula kematian


Hasan mengatakan bahwa ketika Tuhan menciptakan Adam dan, dengan rendah hati para malaikat menunjukkan pada Tuhan bahwa anak cucu Adam tidak akan tertampung di bumi. Tuhan mengatakan bahwa Dia akan menurunkan kematian kepada semua makhluk. Para malaikat berkata bahwa jika Dia menciptakan kematian, manusia tidak akan hidup dengan tenang. Tuhan mengatakan bahwa Dia memberi inspirasi kepada mereka dengan harapan. (Ibn Abi Shaiba).

Mujahid mengatakan bahwa ketika Adam diturunkan ke bumi, Tuhan memrintahkannya membangun karena ada kehancuran, dan memberikan keturunan karena ada kematian. (Abu Naim).

Wahai yang akan tinggal di istana tertinggi segera engkau akan di kubur dalam debu. Seorang malaikat setiap hari mengumumkan: “lahirkanlah seorang anak untuk kematian dan hiasilah dia untuk kehancuran.”

Ketika seorang saleh meninggal, dia akan didudukkan malaikat dan tak akan merasa cemas. Pertanyaan yang berkaitan dengan Islam lalu di ajukan kepadanya. Setelah itu, dia ditanya tentang Nabinya. Dia menjawab bahwa Nabi adalah seorang yang membawa tanda-tanda yang jelas dari Tuhan, dan dia percaya tanda-tanda itu semuanya benar. Setalah itu dia diperlihatkan sebuah tempat di neraka yang menggambarkan suasana amat kacau. Lalu, ketika dia mengalihkan perhatiannya dari pandangan itu, dia diberitahu bahwa Tuhan telah menyelamatkannya dari hukuman itu. Kemudian, ditunjukkan kepadanya sebuah tempat di surga, tempat yang dihias mewah dan bagus sekali, dimana dia mendapat pemandangan yang menyenangkan. Dan diberitahukan bahwa dia akan diberi tempat disitu, jika dibangkitkan di hari kiamat kelak, karena selama hidupnya di dunia, dia percaya kepada hari akhir.

Ketika seorang yang jahat mati, dia didudukkan di kubur, tetapi diliputi rasa  cemas dan takut. Pertanyaan yang sama juga ditanyakan kepadanya. Dia berkata bahwa dia tidak tau apa-apa. Dia dulu hanya terbiasa mengulang apa yang di dengar dari orang-orang. Berikutnya gerbang surga dibuka, setelah memperlihatkan hiasan dan keindahannya dan semua kekayaan yang terkandung di dalamnya, dia diberitahu itulah bakal tempat tinggalnya. Kemudian pemandangan neraka diperlihatkan kepadanya. Dia melihat suasana sangat kacau. Lalu diberitahukan kepanya bahwa  tempat itu akan diberikan kepadanya karena sepanjang hidupnya di dunia, dia mempunyai keraguan dan mati dalam keadaan ragu.

Abu Qatadah mengatakan bahwa suatu hari ada prosesi penguburan yang kebetulan melewati Nabi Muhammad. Ketika Beliau melihatnya, beliau teringat bahwa manusia hanya punya dua pilihan. Yakni, merasa senang ketika mati atau orang lain senang atas kematiannya. Beliau menjelaskan bahwa setalah mati, orang yang beriman merasa senang, karena telah dibebaskan dari kesulitan dunia dan akan bertemu Allah. Inilah alasan seseorang merasa senang. Sedang kematian seorang pendosa, akan membuat orang-orang senang yang tinggal di kota dan di desa, pohon-pohon dan binatang-binatang, karena dengan kematiannya, dunia terbebas dari  ulah jahatnya.

Ibn Umar mengatakan bahwa suatu hari hari Nabi memegang bahunya dan menasehatinya unuk hidup  di dunia seperti pelancong. Ibn Umar mengatakan bahwa pada pagi hari, seseorang harus menunggu malam, dan di malam hari seseorng menunggu pagi. Ketika seseorang sedang menikmati kesehatan yang baik, dia harus mempersiapkan diri melawan penyakit, karena selama masa sakit dia akan mendapatkan pahala atas amal baiknya yang dilakukan dalam kondisi sehatnya. Seseorang juga harus mempersiapkan diri untuk kematiannya. Wallahu A'lam.

Demikianlah Kisah mengenai Asal mula kematian, semoga dapat bermanfaat. Baca juga "Gambaran dan Kondisi Alam Barzakh".

Gambaran dan Kondisi Alam Barzakh

Gambaran dan Kondisi Alam Barzakh - Para pembaca yang berbahagia, berikut ini sedikit penjelasan mengenai kondisi Alam Barzakh. Kebenaran dari cerita ini hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui.

kondisi-alam-barzakh
Makna hafiah dari kata “Barzakh” adalah “Penghalang diantara dua hal.” Dari sudut pandang agama, barzakh adalah masa yang menyelah antara kehidupan dunia dan akhirat yang dimulai setelah kematian dan berakhir kebangkitan.

Tuhan dengan kekuasaan-Nya menciptakan Adam dari debu dan mengajarinya nama-nama segala sesuatu, mengagungkan posisinya dengan memerintahkan para malaikat bersujud di depannya. Dia membuat tempat tinggal untuknya di surga, menurunkannya ke bumi dengan maksud menyelesaikan tujuan pencipta-Nya. Dalam hal ini, tempat tinggal pertamanya adalah surga, yang kedua adalah dunia, yang ketiga adalah barzakh, dan yang keempat surga lagi.

Tempat tinggal pertama keturunannya adalah perut ibu, yang kedua adalah dunia, yang ketiga adalah barzakh, dan yang keempat bisa surga bisa neraka. Tuhan memberi fungsi yang sesuai untuk setiap tempat tinggal dan menyebut dunia ini ladang tempat bercocok tanam. Dia menganugerahkan kebaikan besar bagi manusia dengan mengutus para Rasul untuk membimbing dan memberitahu manusia perbedaan antara yang benar dan yang salah.

Orang-orang yang mengikuti ajaran para Nabi disebut orang-orang yang beriman, dan yang mereka yang tersesat disebut kafir. Waktu jeda antara kematian dan kebangkitan disebut barzakh. Selama periode ini, seorang yang beriman merasa bahagia, sementara orang kafir mengalami azab. Pahala dan hukuman yang sebenarnya akan diberitahukan pada hari pengadilan setelah waktu perhitungan. Wallahu A'lam

KUBUR dapat merupakan taman surga atau neraka. Wahai manusia, jadikanlah kubur kalian sebagai taman surga dengan melakukan amal kebajikan. Jangan jadikan kuburan kalian sebagai lubang neraka dengan melakukan perbuatan jahat.

Dari ajaran-ajaran Nabi telah jelas bahwa setelah setelah orang wafat, dia tetap hidup, kendati kehidupannya berbeda dengan kehidupan kita. Nabi bersabda bahwa tindakan mematahkan tulang tubuh orang yang meninggal menyebabkan dia merasa sakit, sama sakitnya dengan orang yang hidup. Suatu hari Nabi melihat Amr ibn Hazm bersandar pada sebuah kubur. Beliau melarangnya, karna itu mengganggu orang yang ada di dalamnya.

Ketika seorang meninggal, dia dikirimkan dari dunia ini ke alam barzakh. Bagaimanapun caranya, apakah jenazah diletakkan di dalam kubur atau dikremasi, dia tetap memiliki daya memahami dan mengerti. Nabi bersabda: “Ketika jenazah dimasukkan ke dalam keranda dan orang orang mengusungnya ke pemakaman, jika seorang yang saleh, dia meminta mereka membawanya secepat mungkin dan  jika jenazah itu orang pendosa, dia mengutuk keadaan buruk yang disiapkan untuknya dan bertanya hendak dibawa kemanakah dia.

Juga diberitakan dari Nabi bahwa kecuali manusia, makhluk lain mendangar jeritan orang mati. Jika seseorang mendengar jeritan itu, pastilah dia akan pingsan. Waktu jeda antara kematian  dan hari kematian disebut barzakh. Secara harfiah “barzakh” berarti “halangan atau rintangan,” karna periode ini adalah penghalang  antara kehidupan dunia dan akhirat.

Karena manusia umumnya menguburkan jenazah, maka hanya kata “kuburan” yang disinggung dalam hadis-hadis yang berkaitan dengan kebahagiaan atau hukuman di alam barzakh. Hal ini tidak berarti bahwa mereka yang di dikremasi atau dilempar ke sungai tidak hidup di alam barzakh. Pahala dan hukuman berkaitan dengan jiwa. Perlu juga diingat bahwa Allah adalah Maha Kuasa, sehingga Dia mampu mengumpulkan partikel-partikel yang tersebar untuk disatukan dan dihukum. Menurut sebuah hadis, seorang yang penuh dosa ketika sedang sekarat menganjurkan anak laki-lakinya mengkremasi tubuhnya setelah ia mati, lalu menaburkan separuh abunya di udara, dan menghanyutkan separuh yang lainnya ke laut. Setelah itu, dia memperlihatkan rasa takutnya bahwa Tuhan akan memulihkan dia menjadi hidup lagi, meskipun tindakan pencegahan telah dia lakukan demi keselamatannya. Dia takut Allah akan memberinya hukuman yang lebih memilukan dari hukuman yang ditanggung manusia lainnya. Ketika meninggal, anak laki-lakinya melaksanakan anjuran ayahnya. Tapi Allah kemudian memerintahkan laut menyatukan  semua partikel yang ia kandung. Laut melakukan hal itu. Demikian juga udara, menaati perintah Allah, mengumpulkan bagian-bagian yang ia kandung. Allah lalu mengumpulkan semua partikel dan menghidupkannya, dan bertanya kepadanya mengapa dia mewasiatkan hal yang demikian. Dia mengaku bahwa dia melakukan hal itu karna takut terhadap-Nya. Dialah yang paling Maha Mengetahui. Allah mengampuni orang yang takut kepadan-Nya.

Dari hadis berikut dijelaskan bahwa orang-orang yang beriman, di alam barzakh, bukan saja saling mengunjungi satu sama lain, tapi juga menanyakan orang-orang yang baru masuk tentang keadaan kawan-kawan mereka.

Sa’id ibn Jubair berkata: “Ketika seorang meninggal, anggota keluarganya di alam barzakh menyambutnya dengan cara yang sama seperti orang yang hidup di dunia ketika pulang dari negeri asing. Sabit Babani berkata: “Ketika seorang meninggal, keluarganya di alam barzakh, yang sudah meninggal duluan, mengelilinginya dan merasa jauh lebih senang bertemu dengannya daripada yang dirasakan seorang manusia yang hidup di dunia  sewaktu menerima seseorang saat menerima kepulangannya dari negeri asing.” Qais ibn Qabisah  menyatakan: “Pada suatu kesempatan, Nabi menjelaskan bahwa seorang kafir tidak dapat berbicara kepada orang yang meninggal. Seorang bertanya kepada beliau apakah orang mati dapat berbicara satu dengan yang lainnya. Nabi mengiyakan dan menambahkan, mereka juga Saling mengunjungi satu sama lain.” Wallahu A’lam.

Disalin dari Buku "Mati itu spektakuler", Penerbit "Zaman".